Rabu, 11 April 2012

still I am a Woman

Meskipun bisa dibilang punya cukup banyak teman di sekeliling saya, saya sering kesulitan mencari "korban" yang bener-bener pas untuk dijadikan teman berbagi cerita. setiap waktu orang-orang silih berganti datang dan pergi ke kehidupan saya. mereka membawa kebahagiaan dan keceriaan. saya sangat menghargainya. tapi sampai kapan hal itu terjadi? bagaimana jika kita dalam posisi sulit? mereka akan mundur dengan sendirinya. kalaupun ada yang tetap bertahan, bodohnya justru saya yang mendorong mereka untuk menjauh mungkin. karena saya tidak bisa memberi apa-apa buat mereka yang setia di samping saya. mungkin salah saya yang memang enggan untuk menjalin hubungan pertemanan terlalu erat. atau pertahanan diri saya yang terlalu kuat untuk tidak sekedar mengumbar cerita. selama ini saya tidak memberi kesempatan kepada orang lain untuk memahami saya. karena saya memosisikan diri seperti mereka. ketika saya harus mendengar curhatan orang lain saja dengan seadanya. i'm not good listener indeed.  it makes me look lame and burdened. iya benar, saya sangat introvert. 


ketika saya ingin cerita ke keluarga, justru lebih aneh lagi. mereka memang menyenangkan untuk diajak bermain dan bersenang-senang tapi akan kaku sekali kalau sudah bicara masalah personal. apalagi saya anak bungsu yang beda 11 tahun dengan kakak perempuan yang merupakan anak tertua. hal yang hampir mustahil jika harus cerita dengan ketiga kakak laki-laki saya. fyi, saya baru bisa dekat dengan mereka ketika masuk bangku perkuliahan. sebelumnya benar benar dianggap masih bayi yang tidak harus tahu apa-apa.


still I am a woman. benar kata orang bahwa wanita itu sulit dipahami. wanita memiliki banyak pertimbangan dan kekhawatiran terhadap suatu hal. begitu juga dengan saya. menginjak dua puluh tahun benar-benar banyak hal baru yang kadang membuat saya speechless dan thoughtless. banyak hal yang sebenarnya ingin dibagi ke seseorang. pengen sekali saja mendapat pelukan dari seorang sahabat. pelukan yang hangat dan melegakan. orang yang tidak memandang siapa saya, dan senantiasa mendengarkan keluh kesah dan cerita-cerita konyol saya. orang yang bisa diajak tertawa dan menangis bareng. sampai sekarang saya belum menemukannya.


i really wanna be a storyteller now -,-

2 komentar:

Unknown mengatakan...

"RT @damnitstrue: As we grow up, we begin to realize it becomes less important to have more friends and more important to have R E A L ones."

kalo mgkin ini kamsud anda, same here.. :)

Milki Izza mengatakan...

kurang lebih seperti itu Nay :) *aneh jadi manggilnya -,-

Posting Komentar