Minggu, 25 Maret 2012

Firework

mata saya selalu berbinar setiap kali mendengar kata ini layaknya sinarnya yang mampu membinarkan langit malam yang muram. saya selalu menanti kesempatan menontonnya langsung di mana pun acaranya diadakan. untuk sebagian orang, mungkin saya sudah tergolong freak. membayangkan ratusan luncuran ke lazuardi yang membuatnya merekah merah, kuning, hijau dengan segala macam penampakannya saja sudah berhasil membuat hati ini membuncah. jadilah saya seorang firework hunter. haha. it seems more interesting than you can imagine :)

entah ini bisa dianggap elemen kegalauan saya atau engga (does it really exist, element of galau?) yang pasti setiap melihatnya seperti ada portal yang tiba-tiba memutar kembali kilatan-kilatan cerita masa lampau. cerita yang membuat kita tersenyum sendiri. padahal ga ada satu pun dari cerita tersebut yang ada hubungannya sama kembang api. none of them. mungkin saya yang terlalu melodramatic, menganggap semua kejadian dalam hidup ini adalah sebuah rangkaian skenario film yang setiap adegannya dikondisikan sesempurna mungkin. actually, we need obstacles to feel more grateful of this life.

lanjut ke topik awal, kembang api. kesan pertama dgn kembang api entah berapa tahun yang lalu, seinget saya ketika itu masih duduk d bangku SMP. ketika malam tahun baru, as usual saya ga pernah beranjak dari rumah hanya untuk merayakan pergantian kalender bersama teman-teman. keluarga selalu dan tetap menjadi nomor satu. alhasil malam itu berkumpul lah para sepupu d rumah saya yang selalu menjadi langganan tempat kumpul siapa pun (bahkan menjadi tempat parkir warung nasi gandul depan rumah ketika sedang ramai :l)

berbagai macam kembang api kami beli, baik itu yang ecek-ecek macam yang di tangan, sampe yang berbentuk roket gede. ada juga yang bentuknya kupu-kupu dan bunga tetes. layaknya remaja yang masih labil, beberapa kami lari-lari di halaman depan. sedangkan yang lebih tua atau yang terpaksa dianggap tua bakar jagung :9

mulailah pertama kembang api model kupu-kupu disulut. keunikannya adalah dia akan mengejar siapa saja yang mendekatinya, tingkahnya lebih mirip tikus yang punya buntut roket daripada kupu-kupu. selanjutnya bergantian bunga tetes dan yang terakhir roket. seperti pepatah mengatakan save the best for the last. benar-benar meriah sekali langitnya ketika itu. kami bahkan hampir tidak berkedip. seperti kumpulan permen yang jatuh namun tidak sampai ke tanah. seperti bintang yang berhamburan d angkasa :))

pengalaman bersama kembang api mungkin cm lewat televisi, ketika tahun baru d monas. ga kebayang berapa uang yang harus dikeluarkan untuk menyajikan kembang api sekaliber itu. sekana seluruh langit jakarta mendapatkan sumber cahaya baru, merah merekah.

ultah d Central Park juga tidak kalah heboh dan berkesan. dengan pengorbanan pergi dari siang sampe pulang tengah malam, kami merasa tidak rugi sama sekali. apalagi sambil diiringi suara Dygta dan temannya d Yovie Nuno. sangat menenangkan, dan menyentuh :) salut dnegan panitia nya juga

kampus pun tidak mau kalah untuk menyuguhkan rentetan kembang api yang mungkin akan selalu dikenang oleh seluruh penontonnya. kala itu acara puncak STAN Festival, panitia lebih memilih kembang api daripada mengundang bintang tamu yang bonafid. menurutku itu alternatif yang bagus untuk menghindari selisih paham tentang pemilihan bintang tamu. semua orang punya selera musiknya masing-masing tapi semua orang pasti suka dengan kembang api. hampir satu jam satu per satu luncuran kembang api menjulang ke langit Ali Wardhana. orang-orang tidak berhenti berdecak kagum, walaupun tidak sedikit pula yang mencibir "duit kok dibakar-bakar sih?" yah selalu ada pro kontra kan?

malam ini saya akan menonton kembang api lagi di kampus. semoga kali ini tidak kalah mengesankan. apalagi setahun ini banyak cerita yang selalu indah untuk dikenang. pasti element of galau nya bereaksi dengan efektif. tidak sekedar menikmati kembang api sebagai hiburan, tapi wujud syukur karena masih bisa menikmati semua ini dgn sehat dan membayangkan impian saya yang telah tersusun rapi semoga bisa terwujud suatu saat nanti seperti kembang api itu yang membuncah ketika dia sudah sampai di langit yang tinggi. aku pun begitu. suatu saat nanti :)



0 komentar:

Posting Komentar