Minggu, 14 Oktober 2012

Puisi Cahaya Bulan


Pada akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa.
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui.
Apakah kau masih sambut dahulu memintaku minum susu.
Sambil membenarkan letak leher kemejaku.
Kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih.
Lembah bandalawangi Kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu.
Ketika kudepak, kau dekaplah lebih mesra Lebih dekat.
Apakau kau masih akan berkata Kudengar dekap jantungmu.
Kita begitu berbeda dalam semua Kecuali dalam cinta.
Cahaya bulan menusukku dengan ribuan pertanyaan.
Yg takkan pernah aku tahu dimana jawaban itu.
Bagai letusan berapi bangunkan dari mimpi.
Sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati

-Gie-

0 komentar:

Posting Komentar