"I don’t feel very much like Pooh today," said Pooh. "There there," said Piglet. "I’ll bring you tea and honey until you do." -A.A. Milne, Winnie the Pooh
Petikan percakapan antara Pooh dan Piglet yang sangat sederhana
tapi dapat dengan mudah menyentuh hati siapa saja yang mendengarnya. Seorang sahabat tidak hanya ada ketika kamu
tersenyum bahagia, namun juga ketika kamu bermuram durja dan menganggap dunia ini
tidak berpihak padamu. Jika dia selalu ada, bersyukurlah karena kamu telah
mempunyai salah satu harta terbesar dalam hidupmu J
Tiga tahun bersama, menjalani kehidupan kampus dengan problematika
yang beragam tidak. itu pun yang dirasakan oleh Ikatan Keluarga Kabupaten Pati
khususnya angkatan 2009. Tibalah saatnya kami di penghujung jalan tepat di
depan menunggu jalan untuk ditapaki masing-masing menuju masa depan. Kita tahu
bahwa cepat atau lambat perpisahan itu akan terjadi. ketika kita sudah fokus untuk
menggapai mimpi yang selama tiga tahun kita rangkai dengan peluh dan duri.
Namun, perpisahan adalah sebuah keniscayaan bukan? Kita hanya tinggal menunggu
waktu saja. ketika hal itu tiba maka bawalah semua kenangan bersama dan
ingatlah bahwa mereka termasuk dalam tokoh yang membangun cerita dalam drama
hidupmu. IKKP 09 sudah mencapai akhir cerita. Kami ingin menutupnya dengan
manis, sehingga rencana melakukan perjalanan bersama langsung terbersit di
benak kami.
Pada hari Rabu (18/9) IKKP Angkatan 2009 mengadakan
kunjungan ke rumah salah satu anggota IKKP lainnya, Mauridatul Hany di desa
Ngagel, Kecamatan Dukuhseti. Hany, begitu dia sering disapa, memang sering
menjadi tujuan kami berwisata untuk sekedar melepas penat atau justru mencari
aktivitas di tengah masa-masa menunggu ‘panggilan’ dari Kemenkeu yang terkadang
menjemukan. Sudah sejak lama, Hany mengundang kami untuk datang ke rumahnya.
Sejurus kemudian, mata kami langsung berbinar karena sudah mengetahui kebiasaan
Hany ketika menjamu temannya yang singgah di rumahnya. Limpahan es kopyor dan
sajian makanan laut akan membuat siapa pun yang pernah mengunjunginya ingin
kembali lagi ke sana. Kopyor bukan menjadi barang yang langka dan mewah di
sana. Pohon kelapa jenis kopyor tumbuh subur di daerah pesisir pantai yang
berbatasan dengan Kabupaten Jepara tersebut.
Rencana awalnya hanya anggota perempuan saja yang akan pergi
ke sana, yaitu Milki, Lani, dan Fidei. Kami akan mengadakan perkumpulan rutin
arisan yang bernama Arisan Permata. Walaupun namanya Arisan, kami tidak
sungguh-sungguh mengadakan ritual arisan yang biasanya diadakan. Ini hanyalah
sebutan untuk agenda kumpul dan curhat bareng antar sesame perempuan. Namun
setelah dirasa akan cukup sepi jika Cuma kami bertiga sditambah sang tuan
rumah, timbul ide untuk mengajak anak laki-laki. Kebetulan mereka memang ingin
melancong ke rumah Hany untuk terakhir kali sebelum berangkat mengemban tugas
Negara. that’s why it’s gonna be precious trip :’)
Sekitar 6 motor beriringan membelah jalan Pati-Trangkil yang
sekedip pun tidak absen dari kendaraan. Begitu ramainya lalu lintas di jalan
ini sehingga perjalanan agak sedikit terhambat. karena satu dan lain hal, Milki
dan Lani memilih untuk mengendarai angkutan umum menuju Tayu. Ya, Kecamatan
DUkuhseti memang berbatasan langsung dengan Kecamtan Tayu. Setelah sekitar 1,5
jam perjalanan, rombongan bikers dan umbalers sampai di rumah Hany yang
tampak selalu sibuk karena diapit dengan aktivitas usaha bahan bangunan milik
keluarga dan bengkel milik tetangga.
Kedatangan kami tidak hanya disambut oleh Hany, tapi juga 2
anak kecil yang tanpa sungkan memperkenalkan diri. Mereka adalah adik dan
keponakan Hany yang hampir seumuran. Kunjungan kami pun semakin bersemangat
walaupun cuaca di luar sangat menyengat. Alhamdulillah, Hany cepat merespon
gerak gerik kami dengan menyajikan es kopyor untuk kami. belum cukup, datanglah
satu baskom besar berisi bongkahan es batu dan serutan kelapa lezat itu bagi
yang merasa kurang.
Makan siang mewah disiapkan Ibunda Hany untuk kami semua.
Mewah karena lauknya yang berisi bermacam-macam hasil laut mulai dari kerang,
udang, kepiting, hingga ikan membuat kami bingung menentukan pilihan. Terima
kasih untuk jamuan yang menyenangkan ini, Hany J
Selepas makan, sholat, dan beristirahat sejenak, kami
memutuskan untuk main ke pantai. Tidak seperti sebelumnya, kami mencoba
merasakan sensasi pantai yang belum pernah kami datangi berkat rekomendasi
Fidei. Lokasinya sangat dekat dengan Benteng Portugis yang sudah menjadi objek
wisata yang umum. Sekitar 200 meter, ada pantai yang masih jarang dijamah
orang, namanya Pantai Gua Manik. Topografinya yang menjorok ke laut dengan
hamparan pasir dihiasi batu karang kecil mengingatkan saya dengan pantai-pantai
eksotis di Gunung Kidul, Yogyakarta. Bedanya, disini masih sepi dan minim
fasilitas untuk wisatawan. Makanya pantai ini hanya seperti objek wisata local
untuk penduduk sekitar. Keuntungannya adalah kebersihan dan keasrian pantai ini
masih tetap terjaga. Kami pun bisa bermain dengan leluasa layaknya anak kecil
yang sudah lama tidak bermain air.
Yah, mumpung kami belum resmi menjadi orang dewasa (diangkat
menjadi pegawai) momen-momen seperti ini tidak boleh terlewatkan. Karena Kami tidak tahu kapan bisa berkumpul
lagi secara fisik, bersenda gurau tanpa berpikir hal-hal yang selalu
dipusingkan oleh orang dewasa. Jodoh, Karir, Rezeki sudah ada yang mengatur.
Jalani saja kehidupan ini dengan bersungguh-sungguh dan ikhlas tanpa merasa iri
terhadap orang lain, insya Allah hati jadi tenang J
Di hamparan pasir jernih ini, kami menuliskan IKKP 09 dan
mengabadikan momen bersama, berharap suatu saat nanti bisa berkumpul lagi
seperti ini dengan keadaan yang sudah berbeda. Semua sudah tersenyum menggapai
mimpi masing-masing, menjadi orang yang kebih bermanfaat lagi bagi diri sendiri
dan orang lain namun tetap selalu
bersyukur. Mungkin kita berpisah saat ini, namun sempatkanlah untuk mendoakan
teman-teman agar bisa meraih sukses bersama dan tetap berpegang teguh pada
agama. Karena sesuai friman Allah dalam Al Qur’an, tiap-tiap mukmin adalah
saudara. Jadi harus saling menolong dan mendoakan :)
“Janganlah berjalan di depanku; aku tidak akan mengikutimu. Jangan pula berjalan di belakangku; aku tidak akan memimpinmu. Berjalanlah di sampingku dan jadilah sahabatku.”(Albert Camus)
Semoga Sukses untuk IKKP 09! :))
:: original version of "IKKP: A Moment to Remember", one of post in ikkp-stan.com. check this out for further information about my homebase in Jakarta :))
1 komentar:
hahhaa... sooo cuiiit....!!!! aq lagi moco...!!
Posting Komentar